Nusantara Sehat, Suara Hati Dari Ujung Timur Perbatasan Indonesia Papua-PNG

Nusantara Sehat, mungkin salah satu jalan takdirku adalah mengabdikan diri kepada ibu pertiwi untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan di bumi cendrawasih melalui salah satu program ini.  Saya Mario Nusantara Sehat Team Batch 16 dengan profesi Ners disalah satu Puskesmas di Kabupaten paling timur Indonesia yakni Boven Digoel Papua. 

Tidak pernah terlintas dipikiranku sebelumnya untuk bergabung di program ini, bahkan sebelumnya untuk mengenal saja saya membutuhkan orang ketiga untuk memperkenalkan program pegabdian dari Kementrian Kesehatan ini.

Yah maklum latar belakang pendidikan saya yang bukan lulusan POLTEKES membuat saya sangat awam dengan salah satu program besutan Kemenkes ini. Ada banyak cerita sebelum saya bergabung diprogram pengabdian unggulan dari Kementrian Kesehatan ini. Ditolak puluhan perusahaan baik itu BUMN maupun pertambangan dan bahkan rencana lanjut studi kejenjang magister yang gagal ditengah jalan. 

Pedih rasanya, namun sekaligus bursyukur karena tuhan menghantarkan saya untuk mengabdikan diri kepada ibu pertiwi sesuai dengan ikrar sumpah profesi saya melalui program Nusantara Sehat ini.  

Desember 2021 tepat dimana saya pertama kali menginjakkan kaki di bumi cendrawasih, rasa bercampur aduk antara senang sedih dan rasa lainnya menjadi satu, seiring melepas angan-angan dan cita-cita yang sebelumnya pernah ingin dicapai. Diawal tahun inilah semua cerita pengabdianku dimulai sampai sekarang. 

Januari 2022 tepat dimana 12 bulan purnama telah saya lalui diperbatasan ujung timur Papua dengan suka dan cita. Bagaimana tidak, ada banyak cerita dan rasa yang tidak sanggup untuk diungkapkan dengan kata-kata selama setahun belakangan ini. 

Kadang dalam kesendirian saya selalu berfikir apakah ujian hidup sekeras dan seberani ini. Yah maklum ini kali pertama saya ditempatkan di daerah yang sangat terpencil diujung timur perbatasan Indonesia. Munafik rasanya jika saya mengatakan kondisi fisik dan mental saya selalu dalam keadaan baik-baik saja selama melakukan pengabdian di tempat ini.  

Butuh banyak penyesuaian yang saya lakukan selama berada di daerah yang sangat terpencil ini. Baik menyesuaikan dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat, menyesuaikan dengan kondisi lingkungan pekerjaan, serta meyesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat tinggal yang sangat sepi jauh dari hirak bingar perkampungan.  

maklum Puskesmas saya berjarak lebih kurang 2 KM dari perkampungan warga. Bisa terbayangkan bagaimana sepinya suasana lingkungan Puskesmas saat disore maupun malam hari. 

sebagai anak ekstrovert yang suka dengan keramian dan sering berkomunikasi dengan banyak orang, membuat saya secara tidak langsung dikekang secara perlahan di tempat ini. Jiwa saya seperti dibatasi untuk berekspresi, hal ini dikarenakan tidak adanya wadah yang pas untuk menampung ekspresi dari segala tindakan saya. 

Rumit, kata ini hampir tepat menggambarkan keadaan mental saya saat ini, bisa dibilang sedikit retak dan hancur namun bersyukur dengan beberapa teman yang asik membuat saya tidak terlalu depresi berada dilokasi ini. Rasa bosan dan jenuh merupakan teman setia saya selama melakukan aktifitas sehari-hari di lokasi penempatan, dan mau tidak mau semua itu harus tetap dinikmati dengan sepenuh hati. 

Tidak heran, hal ini dikarenakan selama setahun belakangan ada banyak kejadian-kejadian yang tidak di inginkan telah terjadi, baik itu permasalahan dalam team yang tak kunjung selesai,  lingkungan pekerjaan yang kurang sehat, serta lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusuif. Ini semua adalah foktor risiko tertinggi yang membuat mental saya sedikit terganggu dan mengalami sedikit trauma. 

Memang semua hal itu tidaklah mudah untuk dijalani dalam kehidupan sehari-hari, namun mengabdi dan memberikan pelayanan Kesehatan terbaik terhadap bangsa menjadi alasan kami semua yang ada disini untuk tetap bertahan. 

Sebenarnya saya pribadi memiliki beberapa cara untuk mengatasi kejenuhan ini seperti karaoke barang teman-teman suku yang ada disini,  maupun memutar musik dengan suara yang sangat kencang sambil berjoget-joget ria bagaikan orang kehilangan akal. Lucu memang rasanya, tapi italah kejadian yang sebenarnya terjadi tidak banyak pilihan yang saya dapat lakukan disini untuk menyenangkan diri sendiri selain melakukan hal-hal tersebut. 

Mungkin kebanyakan rekan-rekan satu perjuangan yang berada diluaran sana selalu berpikir bahwa kerja di Nusantara Sehat itu sangat enak, penghsilan tiap bulannya besar, bisa keliling Indonesia dengan gratis, masa depannya baik dan kalimat-kalimat positif lainnya yang sering diucapkan. 

Tapi kenyataannya tantangan yang kami hadapi jauh lebih besar dari apa yang dibayangkan teman-teman diluar sana. Ada banyak problema yang kami hadapi saat ditempat penugasan, namun mulut ini tak sanggup untuk mengumbar semua rasa itu. biarlah itu kami saja yang nikmati tidak perlu disebar bahkan diumbar dimedia sosial. 

Namun besarnya tekanan yang datang tidak pernah mematahkan semangat saya dan saya bahkan selalu berusaha untuk menyadarkan diri sendiri bahwa saya disini untuk mengabdi, memberikan bantuan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan secara merata sehingga tercapai derajat pelayanan Kesehatan yang baik. 

Jauh terlepas dari hal-hal tersebut ada banyak rasa sukur yang tidak terhenti yang selalu terucap direlung hati. Mengapa tidak, selama ditempat penugasan saya berproses dengan begitu cepat dan sangat baik, jiwa kedewasaan sedikit demi sedikit mulai terpupuk dan tumbuh, rasa simpati dan empati sangat terasah ditempat ini, menahan ego dan ambisi selalu ditempah dan bahkan cara bertahan hidup dan bergaul tumbuh secara alami karena kerasnya benturan kehidupan yang dihadapi. 

Memberikan pelayanan Kesehatan primer dengan sepenuh hati tanpa membeda-bedakan ras dan golongan merupakan moto yang selalu saya pegang sampai saat ini. Yah memang sebagai manusia biasa rasa capek selama melakukan pelayanan selalu pasti dirasakan namun semua itu seolah sirna dengan wajah ceria, senyum hangat, ucapan terimakasih yang tulus dan candaan-candaan yang menggairahkan hati yang selalu dilontarkan oleh masyarakat sekitar saat pusling dimulai. 

Sering tersirat didalam hati dan terlintas didalam benak apakah ini yang dinamakan kebahagian yang sesungguhnya??? 

Apakah ini yang dinamakan ketenangan hati yang sesungguhnya???

Dan jika iya, mengapa semua itu terjadi dengan begitu sederhana ini???

Ucapku dalam hati sambil menggelengkan kepala…

Mungkin inilah yang dinamakan kebahagian yang sejati pikirku. Kebahagiaan yang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada unsur paksaan, kebahagian yang tumbuh dari kesederhanaan, kebahagian yang tumbuh dari hal-hal kecil dari alam dan lingkungan sekitar. Yah tuhan memang selalu berlaku adil kesemua mahluk ciptaannya. 

Dibalik sebuah ujian dan tekanan yang datang bertubi-tubi pasti akan selalu ada penawar yang menghampiri dan seperti itulah yang kurasakan saat ini. Kenagan-kenangan inilah yang nantinya akan selalu terkenang dan akan tersimpan dibawah alam sadar saya, bahwa sejatinya dulu saya pernah memiliki kisah perjuangan dan pengabdian yang sangat luar biasa hebatnya. 

Semoga kabahagian-kebahagian ini juga mengiringi sepanjang tahun ini. Tahun terakhir dimana saya dan rekan-rekan team saya memberikan pengabdian terbaik kami dalam pelayanan Kesehatan di bumi cendrawasih Papua. 

Demikianlah sedikit cerita hati dari ujung timur perbatasan Indonesia Papua, semoga dapat sedikit menghibur. Jangan dimasukan dalam hati karena ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis untuk menenangkan hati. Sekian dan terimakasih…


Penulis & Editor : Hafizs Nasirun. S.Kep., Ns

Post a Comment for "Nusantara Sehat, Suara Hati Dari Ujung Timur Perbatasan Indonesia Papua-PNG"